
Jakarta, ENERGI NASIONAL ** PT Patra Badak Arun Solusi (PBAS) kembali menandatangani memorandum of understanding (MoU) kerja sama dengan rekan usahanya, kali ini Inpex. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur PBAS Nanang Untung dan Hitoshi Okawa dari Inpex Australia di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Rabu (15/10/2014).
Inpex merupakan perusahaan minyak Jepang yang sudah lama beroperasi di Indonesia sejak 1966. Operasinya telah berkembang sampai ke Australia, Timur Tengah, dan negara-negara Kaspia.
PBAS, anak perusahaan Pertamina yang bergerak di bidang engineering & services, perusahaan baru yang tugas utamanya mengelola dan mengoptimalkan aset kilang LNG milik pemerintah.
Tujuan MoU ini sekaligus sebagai tantangan PBAS dalam mensinergikan kompetensi yang sudah ada untuk dijual ke luar negeri. Proyek yang akan digarap di Australia meliputi proyek LNG yang terintegrasi dari hulu sampai hilir dengan budget US$ 34 miliar.
“Sekarang dengan adanya PBAS ini, maka Pertamina dan PT Badak bebas untuk berbisnis ke luar negeri. Ini proyek yang prestius sebagai pintu masuk bagi PBAS ke Australia. Kita sudah pernah masuk Angola dan Mozambik, sekarang kita ke Australia. Harapan saya, kita bisa menangani proyek-proyek di sana dengan baik,” papar Nanang dalam keterangan tertulisnya.
Nanang menambahkan, ada proyek lain yang diincar, antara lain, North West Self, Sunrise, Darwin Project. Diharapkan dalam beberapa tahun ke depan, Australia menjadi produsen LNG terbesar di dunia, mengalahkan Qatar.
Sementara Hitosshi Okawa, pimpinan Inpex Australia, menyatakan bahwa penandatanganan MoU ini merupakan suatu pencapaian yang luar biasa. Langkah ini bisa menjadi langkah pertama untuk masa depan yang lebih baik dalam kerjasama kedua belah pihak.